Peristiwa Isra Mi’raj sebagai Semangat Spiritual

Kajian Jumat pagi ini oleh Ustaz Ilham Mahdi Nasution membahas tentang Isra Miraj merupakan kejadian agung yang dilalui oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 27 Rajab tahun 10 kenabian. Ketika Isra Miraj akan terjadi, Nabi Muhammad SAW berbaring di kamarnya, kemudian datang Malaikat Jibril dan Mikail, dan diikuti oleh Israfil untuk membawa Nabi menuju sumur Zam-zam.

Di sana, para malaikat membelah dada Nabi dan membersihkannya menggunakan air zam-zam. Setelah itu, Buraq datang untuk menjemput Nabi untuk membawa beliau menuju Baitul Maqdis di Palestina. Kejadian ini disebut dengan Isra’. Adapun perjalanan dari Baitul Maqdis menuju ke Sidratul Muntaha disebut Mi’raj.

Perjalanan Miraj menyimpan berbagai peristiwa yang menakjubkan. Dalam kitab Ad-Dardir Ala Qissatil Miraj, karya Syaikh Abi al-Barakat Ahmad Ad-Dardir, disebutkan bahwa Nabi Muhammad menemui beberapa kejadian janggal yang belum pernah Nabi ketahui sebelumnya. Di antara kejadian tersebut adalah Nabi menemui suatu kaum yang kepala mereka pecah, setiap kali pecah maka kembali lagi kemudian pecah lagi. Nabi bertanya pada Jibril, “Siapakah mereka wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang yang kepalanya berat untuk melaksanakan shalat fardhu (Ibadah kepada Allah) .”

Kemudian Nabi menemui suatu kaum yang pada qubul dan dubur mereka ada riqa’ (tambalan yang menutupi qubul dan dubur mereka), kaum tersebut memakan rumput seperti unta dan domba, mereka juga memakan pohon Dhori’ dan Zaqqum. Dhori’ adalah sebuah pohon yang berduri dan busuk hingga binatang pun tidak sanggup memakannya. Adapun Zaqqum adalah tanaman yang sangat pahit dan tidak enak rasanya. Mereka juga memakan batu panas dari neraka Jahanam.

Nabi bertanya kepada malaikat Jibril, “Siapakah mereka wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang tidak mau membayar zakat dan Allah tidak mendzolimi mereka sedikitpun.”

Kemudian Nabi menemui sebuah kayu yang ada di jalan. Setiap orang yang berjalan melewati kayu tersebut akan terbakar pakaian dan tubuhnya. Nabi bertanya pada Jibril, “Ada apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Itu adalah perumpamaan suatu kaum diantara umatmu yang duduk nongkrong di jalan dan mencegah orang beriman menuju ke jalan Allah .”

Pesan Moral terkait peristiwa Isra Mi’raj oleh Ustaz Ilham Mahdi Naustion “Peserta didik MAN 10 Jakarta, jadikan momentum Isra mi’raj sebagai pengingat bagi kita terkait peristiwa-peristiwa yang terjadi agar kita tidak tergolong dari golongan-golongan yang disaksikan oleh Rasulullah, Jadikan Peristiwa Isra Mi’raj sebagai semangat spiritual kita untuk menjalankan segala Ibadah kepada Allah terutama dalam hal ini (Sholat), Jadikan Peristiwa Isra Mi’raj untuk selalu bersegera melakukan beraneka ragam sebagai sebagai bentuk kerinduan dan patuh kepada Allah”.