
Jakarta (Humas MAN 10 Jakarta) – Dalam rangka membentuk karakter unggul dan berakhlak mulia, MAN 10 Jakarta menyelenggarakan kegiatan Literasi Etika bersama guru BK, Debbie Vitria Febryanie, pada Senin, 22 September 2025, bertempat di Lapangan MAN 10 Jakarta Barat. Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.15 WIB ini diikuti oleh seluruh siswa dengan penuh antusias.
Dalam penyampaian materinya, Bu Debbie menekankan pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Etika yang baik, menurutnya, akan mencerminkan pribadi yang berakhlak, mampu menjaga hubungan sosial, serta menciptakan suasana yang harmonis. Ia juga memperkenalkan konsep 3 Magic Words: Tolong, Maaf, dan Terima Kasih, sebagai kunci sederhana namun bermakna besar dalam interaksi sehari-hari.
Lebih lanjut, Bu Debbie menjelaskan bahwa penggunaan tiga kata ajaib ini bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi juga wujud nyata penghargaan, empati, dan sopan santun. “Dengan membiasakan diri berkata ‘tolong’, kita belajar rendah hati. Dengan ‘maaf’, kita melatih kesadaran diri dan tanggung jawab. Sedangkan dengan ‘terima kasih’, kita menumbuhkan rasa syukur dan menghargai orang lain,” jelasnya.
Kepala MAN 10 Jakarta, Dra. Rahmi Indriani, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. “Kegiatan literasi etika seperti ini sangat penting untuk membekali siswa tidak hanya dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga karakter yang kuat. Kami berharap siswa MAN 10 Jakarta mampu menjadi teladan di lingkungannya melalui perilaku yang santun dan penuh empati,” ungkapnya.
Salah satu siswi kelas XII, Tasya, juga mengaku mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan tersebut. “Saya jadi lebih paham betapa pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kita lupa untuk mengucapkan kata sederhana seperti maaf dan terima kasih, padahal itu bisa membuat hubungan lebih baik. Setelah kegiatan ini, saya ingin lebih membiasakan diri untuk menerapkan 3 magic words,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, MAN 10 Jakarta berharap literasi etika tidak hanya menjadi wacana, melainkan dapat dipraktikkan oleh seluruh warga madrasah dalam kehidupan sehari-hari.





Tinggalkan Balasan